Hai teman-teman, baru-baru ini saya membuat sebuah survey tentang fillm horor yang berguna untuk pembuatan film horor.
Hasilnya sebagai berikut.
1. Apakah anda menonton film horor
Hasil:
Pernah : 8 orang
Sering : 3 orang
Rata-rata responden pernah menonton film horor, jadi film horor masih populer.
2. Jika jawaban anda tidak pernah, apakah anda
Hasil:
7 orang mengatakan tidak suka, 4 orang mengatakan takut.
Ini adalah pertanyaan yang sedikit membingungkan responden tetapi perlu dibuat untuk mengetahui sejauh mana film horor itu. Lebih banyak memilih tidak suka, jadi kesimpulannya film horor kurang menarik.
3. Film horor itu menakutkan
Hasil:
Setuju : 10 orang
Tidak : 1 orang
Ternyata film horor masih tergolong menakutkan, karena hampir semua responden menyatakan setuju.
4. Hal apakah yang menakutkan dari film horor
Hasil:
Hantu dan sosok yang seram : 5 orang
Sound yang mendebarkan : 6 orang
Darah yang berceceran : 2 orang
Sound adalah efek yang sangat penting untuk film horor, jadi harus diatur semaksimal mungkin. Kemudian Efek seram dari hantu dan darah juga membuat film ini menakutkan.
5. Film horor tidak untuk anak-anak
Hasil:
Setuju : 8 orang
Tidak : 3 orang
Film horor masih kurang sesuai untuk anak-anak karena mungkin akan mempengaruhi kejiwaan mereka. Jadi film horo harus dibuat label "D" (dewasa)
6. Film horor harus mengandung hal porno
Hasil:
Setuju : 3 orang
Tidak : 8 orang
Yang menyatakan setuju menambahkan alasannya mengatakan untuk refresh. Jadi, hal porno di film horor itu banyak di tentang kalangan.
Jujur, ini pertama kali saya membuat suatu survey di internet, saya sempat merasa kewalahan karena masih kurang mengerti. Tetapi adanya guide di internet, saya bisa membuatnya walaupun masih jauh dari harapan. Judulnya sengaja dibuat menantang responden untuk mengikuti survey.
Untuk teman-teman yang sudah berpatisipasi, terimakasih ya.
Salam Optimis
Welcome
Welcome to my blog.
Samuel Ebenezer
Kamis, 28 Maret 2013
Senin, 25 Maret 2013
TEORI BELAJAR
Salam Optimis...
kali ini, kita akan bahas tentang teori belajar hasil tugas diskusi kami yang diberikan oleh dosen..
Kami dari KELOMPOK 6
yang beranggotakan:
1. 101402100 - Samuel Ebenezer
2. 111402041 - Calvin Matias
3. 111402057 - Azmi Nur Nst
4. 111402081 - Ruri Dwipari
5. 111402103 - Anita Ratna Sari
Kata kunci kami ialah HUKUM
Belajar juga ada hukumnya, itulah yang akan kita cari tahu yakni apa-apa saja hukum belajar, tokohnya dan tentunya beberapa contoh sehubungan dengan kehidupan mahasiswa Teknologi Informasi.
Hukum belajar yang akan kita bahas adalah yang dicetuskan oleh seorang psikolog Amerika bernama Edward Lee "Ted" Thorndike. Beliau lahir pada tanggal 31 Agustus 1874, meninggal pada tanggal 9 Agustus 1949. Lulus S1 dari Universitas Wesleyen tahun 1895, S2 dari Harvard tahun 1896 dan meraih gelar doktor di Columbia tahun 1898.
Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang.
Nah,hukum-hukum teori belajar Thorndike ada 3 jika dihubungkan dengan stimulus dengan respons.
1. Hukum Kesiapan (Law of Readiness)
maksudnya adalah dalam proses belajar,semakin kuat atau besar tingkat kesiapan suatu organisme,baik itu kesiapannya dalam memberikan stimulus,maupun kesiapannya dalam memberikan sebuah respons, semakin besar juga kepuasan yang didapat oleh individu-individu tersebut dan semakin kuat asosiasi yang terbentuk.
Contoh:
Seorang mahasiswa mengambil jurusan Teknologi Informasi (TI) karena minatnya yang besar mendalami komputer akan lebih antusias belajar dibandingkan mahasiswa TI yang "terpaksa" mengambil jurusan tersebut. Hal itu dikarenakan tingkat kesiapan mentalnya.
2. Hukum Latihan (Law of Exercise)
artinya adalah dalam proses belajar,semakin sering suatu organisme mengulang atau melatih(menggunakan) tingkah laku atau responsnya,semakin besar juga asosiasi yang didapatkannya,karena organisme tersebut akan terstimulus untuk mencari jalan keluar dari permasalahannya."Pratice makes Perfect".
Contoh:
Membuat suatu aplikasi membutuhkan logika tinggi dan latihan yang keras. Seorang mahasiswa TI membuat program akan mahir jika semakin sering di ulang. Dan saat proses mengulang itu ada trial dan error. Tapi seiring itu dia akan belajar dari kesalahannya sehingga lebih baik.
3. Hukum Akibat (Law of Effect)
maksudnya, dalam proses belajar terjadi hubungan timbal balik atau asosiasi dengan pihak yang mengstimulus dan pihak yang mengrespons. Hukum akibat lebih terfokus pada pihak pengrespons. Jika akibat dari respons yang diberikan bersifat positif atau menyenangkan, pihak yang memberi respons akan jauh lebih terstimulus untuk memberikan respons lebih. Sebaliknya juga,jika bersifat negatif atau kurang menyenangkan, respons berikutnya yang akan diberikan menjadi kurang.
Contoh:
Mahasiswa terlambat dan dosen marah. Minggu depannya mahasiswa tersebut datang dengan tepat waktu.
Referensi:
kali ini, kita akan bahas tentang teori belajar hasil tugas diskusi kami yang diberikan oleh dosen..
Kami dari KELOMPOK 6
yang beranggotakan:
1. 101402100 - Samuel Ebenezer
2. 111402041 - Calvin Matias
3. 111402057 - Azmi Nur Nst
4. 111402081 - Ruri Dwipari
5. 111402103 - Anita Ratna Sari
Kata kunci kami ialah HUKUM
Belajar juga ada hukumnya, itulah yang akan kita cari tahu yakni apa-apa saja hukum belajar, tokohnya dan tentunya beberapa contoh sehubungan dengan kehidupan mahasiswa Teknologi Informasi.
Hukum belajar yang akan kita bahas adalah yang dicetuskan oleh seorang psikolog Amerika bernama Edward Lee "Ted" Thorndike. Beliau lahir pada tanggal 31 Agustus 1874, meninggal pada tanggal 9 Agustus 1949. Lulus S1 dari Universitas Wesleyen tahun 1895, S2 dari Harvard tahun 1896 dan meraih gelar doktor di Columbia tahun 1898.
Buku-buku yang ditulisnya antara lain Educational Psychology (1903), Mental and social Measurements (1904), Animal Intelligence (1911), Ateacher’s Word Book (1921),Your City (1939), dan Human Nature and The Social Order (1940) (selengkapnya).
Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang.
Thorndike terkenal dengan TEORI KONEKSIONISME bahwasanya setiap makhluk hidup itu dalam tingkah lakunya itu merupakan hubungan antara stimulus dan respon, sering juga disebut dengan teori trial and error karna cara untuk membentuk hubungan stimulus dan respon ini dilakukan dengan ulangan-ulangan.
1. Hukum Kesiapan (Law of Readiness)
maksudnya adalah dalam proses belajar,semakin kuat atau besar tingkat kesiapan suatu organisme,baik itu kesiapannya dalam memberikan stimulus,maupun kesiapannya dalam memberikan sebuah respons, semakin besar juga kepuasan yang didapat oleh individu-individu tersebut dan semakin kuat asosiasi yang terbentuk.
Contoh:
Seorang mahasiswa mengambil jurusan Teknologi Informasi (TI) karena minatnya yang besar mendalami komputer akan lebih antusias belajar dibandingkan mahasiswa TI yang "terpaksa" mengambil jurusan tersebut. Hal itu dikarenakan tingkat kesiapan mentalnya.
2. Hukum Latihan (Law of Exercise)
artinya adalah dalam proses belajar,semakin sering suatu organisme mengulang atau melatih(menggunakan) tingkah laku atau responsnya,semakin besar juga asosiasi yang didapatkannya,karena organisme tersebut akan terstimulus untuk mencari jalan keluar dari permasalahannya."Pratice makes Perfect".
Contoh:
Membuat suatu aplikasi membutuhkan logika tinggi dan latihan yang keras. Seorang mahasiswa TI membuat program akan mahir jika semakin sering di ulang. Dan saat proses mengulang itu ada trial dan error. Tapi seiring itu dia akan belajar dari kesalahannya sehingga lebih baik.
3. Hukum Akibat (Law of Effect)
maksudnya, dalam proses belajar terjadi hubungan timbal balik atau asosiasi dengan pihak yang mengstimulus dan pihak yang mengrespons. Hukum akibat lebih terfokus pada pihak pengrespons. Jika akibat dari respons yang diberikan bersifat positif atau menyenangkan, pihak yang memberi respons akan jauh lebih terstimulus untuk memberikan respons lebih. Sebaliknya juga,jika bersifat negatif atau kurang menyenangkan, respons berikutnya yang akan diberikan menjadi kurang.
Contoh:
Mahasiswa terlambat dan dosen marah. Minggu depannya mahasiswa tersebut datang dengan tepat waktu.
Referensi:
Edward L. Thorndike. (2007). Human Intelligence. Indiana University
http://en.wikipedia.org/wiki/Edward_Thorndike
http://catatantanti.blogspot.com/2012/08/teori-belajar-thorndike-pavlop-dan.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Edward_Thorndike
http://catatantanti.blogspot.com/2012/08/teori-belajar-thorndike-pavlop-dan.html
GOSIP,,,Go Sensasi dan Persepsi
Hai guys,,,
Kali ini kita bahas tentang "sensasi dan persepsi" ya.
Nah kita cari tau dulu apa itu sensasi dan persepsi.
Saya tinggal di Medan ngekos, dan punya teman yang berbeda-beda sifat dan latar belakang. Di kos saya ada orang dari suku Batak, Karo, dll ( maaf sedikit SARA...hehe). Nah, saya diberitahu orang tentang karakter (buruk) dari orang suku-suku ini. Misal: orang Batak kasar dan keras, orang Karo pendendam dsb. Dengan mendengar itu (indra pendengaran) saya mulai berpikir tentang sifat-sifat tersebut (persepsi timbul). Sensasinya: orang Batak kasar dan persepsinya: gak enak berteman orang Batak. Saya mulai menjudge orang berdasar informasi tersebut. Ternyata setelah saya kemudian bergaul dengan mereka tidak semua memiliki sifat-sifat tersebut di atas.
Nah dari sini kita dapat melihat bahwa gosip itu membuat sensasi dan membangun persepsi serta membentuk citra individu maupun sekelompok orang yang digosipin. Seperti artis-artis juga yang banyak digosip, itu membuat sensasi dan kita tafsirkan sesuai pemikiran kita sehingga terbentuk suatu citra dalam diri artis tersebut. Kadang gosip sengaja dibuat untuk mengubah citra seseorang baik memperbaiki ataupun memperburuk sesuai kepentingan pihak tertentu. Jadi hati-hati dengan gosip karena berkaitan dengan sensasi dan persepsi kita.
Sekian dulu ya guys, mudah-mudahan berguna.
Salam Optimis!
Kali ini kita bahas tentang "sensasi dan persepsi" ya.
Nah kita cari tau dulu apa itu sensasi dan persepsi.
- Sensasi adalah proses menerima informasi dari dunia luar, lalu menerjemahkannya dan mengirimkannya ke otak atau dengan kata lain sensasi dapat di artikan dengan pengindraan. Oleh sebab itu sensasi sangat erat kaitannya dengan alat indra manusia (sense) karena dari alat-alat indra tersebutlah awal mula sensasi terjadi.
- Persepsi adalah proses menafsirkan informasi itu dan membentuk citra dunia.
Saya tinggal di Medan ngekos, dan punya teman yang berbeda-beda sifat dan latar belakang. Di kos saya ada orang dari suku Batak, Karo, dll ( maaf sedikit SARA...hehe). Nah, saya diberitahu orang tentang karakter (buruk) dari orang suku-suku ini. Misal: orang Batak kasar dan keras, orang Karo pendendam dsb. Dengan mendengar itu (indra pendengaran) saya mulai berpikir tentang sifat-sifat tersebut (persepsi timbul). Sensasinya: orang Batak kasar dan persepsinya: gak enak berteman orang Batak. Saya mulai menjudge orang berdasar informasi tersebut. Ternyata setelah saya kemudian bergaul dengan mereka tidak semua memiliki sifat-sifat tersebut di atas.
Nah dari sini kita dapat melihat bahwa gosip itu membuat sensasi dan membangun persepsi serta membentuk citra individu maupun sekelompok orang yang digosipin. Seperti artis-artis juga yang banyak digosip, itu membuat sensasi dan kita tafsirkan sesuai pemikiran kita sehingga terbentuk suatu citra dalam diri artis tersebut. Kadang gosip sengaja dibuat untuk mengubah citra seseorang baik memperbaiki ataupun memperburuk sesuai kepentingan pihak tertentu. Jadi hati-hati dengan gosip karena berkaitan dengan sensasi dan persepsi kita.
Sekian dulu ya guys, mudah-mudahan berguna.
Salam Optimis!
Langganan:
Postingan (Atom)